Jumat, 05 Februari 2010

Ekonomi Minang setelah gempa 30 September 2009




Duka bumi Ranah Minang (Sumatra Barat, red) karena guncangan gempa 7,9 Skala Richter diikuti tanah longsor, Rabu (30/9) tidak saja menyentuh hati masyarakat, pemerintah dan pihak lain di Indonesia tetapi juga memunculkan solidaritas internasional membantu meringankan derita para korban.

Tangis, jeritan, darah, derita dan nyawa warga Ranah Minang terdengar jauh menembus wilayah nasional hingga ke dunia internasional.

Bantuan dari masyarakat dan daerah di Indonesia serta dunia internasional datang susul menyusul untuk membantu warga Sumbar dan pemerintah daerah ini dalam masa tanggap darurat.

Berita duka Ranah Minang yang tersiar jauh hingga melintas benua-benua di dunia, telah menyentuh lembaga dan pemerintah dari negara lain segera bergegas ke Sumbar untuk memberikan bantuan.

Beberapa hari pasca bencana ini, puluhan hingga ratusan anggota tim SAR luar negeri berdatangan ke Kota Padang, Sumbar, dengan peralatan lengkap dan beberapa ekor anjing pelacak untuk membantu upaya pencarian para korban gempa di daerah itu.

Tim SAR itu datang dari Swiss, Australia dan Jepang yang dilengkapi peralatan berteknologi canggih termasuk anjing pelacak. SAR itu yakni Disaster Relief Team Japan, United National Insarag Swiss dan satu tim lagi dari Australia.

Selanjutnya susul menyusul Bandara Internasional Minangkabau (BIM) didarati pesawat membawa ratusan tim SAR asing dan lembaga internasional lainnya yang juga membawa bantuan logsitik darurat ke Sumbar.

Lembaga itu antara lain, lembaga IOM, Hope Indonesia, JICA, AusAID Australia, UNFPA, HK Logistic, US Consul General Medan, USAID, European Commision, Mahkota Medical Centre Hospital Malaysia, IHH Humanitarian AID Turkey, Church Word Service (CWS) dan UNOCHO.

Badan dunia PBB melalui lembaganya UNDAC (United Nations Disaster Assessment and Coordination) dan UN-OSOCC (United Nation On-site Organization Coordination Center) langsung mengkoordinasikan kehadiran ratusan tim SAR dan lembaga kemanusiaan internasional itu.

Menurut team leader UNDAC, Wiston Chang tercatat 130 tim SAR dan lembaga kemanusian internasional dari puluhan negara telah dan terus melakukan bantuan kemanusian pada masa tanggap darurat dan penanggulangan bencana gempa Sumbar.

Tim SAR internasional bekerja sama dengan Tim SAR gabungan Indonesia, TNI, Polri dan masyarakat bahu-membahu mencari dan berusaha menyelamatkan korban-korban yang terperangkap teruntuhan gedung dan tanah longsor.

Usaha keras tak kenal lelah dalam kerangka solidaritas internasional dan Indonesia berhasil menyelamatkan sejumlah warga yang sempat terperangkap puing-puing puluhan jam dalam kondisi masih hidup.

Namun ratusan korban lainnya dapat ditemukan dievakuasi dalm kondisi meninggal dunia yang hingga Jumat (9/10) telah tercatat 787 orang.

Tim SAR asing bersama SAR gabungan Indonesia kebanyakan fokus mencari korban gempa pada dua lokasi terparah di Sumbar, yakni Kota Padang dan Kabupaten Padang Pariaman.

Pada kedua lokasi tersebut masih terdapat ratusan korban yang tertimpa reruntuhan dari bangunan berlantai dua dan tiga yang belum dievakuasi dan rumah-rumah yang ditimbun tanah longsor.

Setelah sepekan membantu upaya pencarian dan evakuasi korban, organisasi-organisasi internasional itu kini lebih memfokuskan pada kegiatan kemanusiaan,” kata Winston Chang.

Kegiatan kemanusiaan itu, lanjut dia, meliputi perbaikan hunian atau rumah-rumah penduduk, penyediaan air bersih dan pengawasan terhadap makanan atau gizi.

Selain itu, tindakan yang diambil untuk mempercepat pembersihan puing-puing bangunan yang roboh adalah tindakan yang benar, kata Chang.

Bantuan kemanusian

Selain bantuan tenaga dan peralatan untuk mencari dan evakuasi korban, negara dan lembaga-lembaga internasional juga mengirim peralatan, bahan makanan, obat-obatan, tenda dan hal lain yang dibutuhkan dalam masa tanggap darurat serta dana bagi Sumbar.

Pemerintah Amerika Serikat (AS) menawarkan bantuan personil militer dan kesehatan serta berbagai peralatan yang dibawa dengan kapal induk untuk membantu upaya evakuasi para korban gempa.

“Tawaran bantuan itu disampaikan pemerintah AS melalui Konsul Jendral AS untuk Sumatra,” kata Ketua Harian Sarkorlak Penanggulangan Bencana Sumbar Marlis Rahman.

Kapal induk dengan ratusan personil militer serta didampingi beberapa kapal korvet AS itu tengah belayar tidak jauh dari perairan Sumatra, tambahnya.

Menurut Konjen AS itu, jika tawaran ini diterima pihak Indonesia, maka dalam beberapa hari ke depan kapal induk dengan personilnya telah dapat mendekati perairan laut Sumbar dan siap melakukan pertolongan bagi korban gempa.

Namun, pihak Indonesia belum terlalu membutuhkan bantuan militer AS dalam upaya evakuasi para korban gempa, kata Marlis.

“Kita menilai personil TNI, Polri dan Tim SAR Indonesia bersama pihak terkait lainnya masih mampu melakukan evakuasi terhadap para korban,” tambahnya.

Meski ditolak secara halus, namun melalui Departemen Luar Negeri AS, sejumlah personil AS tetap tiba di Sumbar untuk membantu dalam masa tanggap darurat dengan membangun rumah sakit tenda untuk merawat korban luka yang dipusatkan di lapangan PJKA Padang.

Marlis menyebutkan, Presiden Obama juga telah menghubungi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyampaikan rencana bantuan negara itu senilai 10 juta dolar AS dalam bentuk bantuan kemanusiaan bagi Sumbar.

Raja Arab Saudi juga menjanjikan bantuan dana 50 juta dolar AS kepada Indonesia sebagai bantuan kemanusiaan bagi korban gempa di Sumbar.

Negara-negara Uni Eropa juga menjanjikan bantuan dana puluhan juta dolar, termasuk pemerintah negara Eropa yang menjanjikan bantuan sendiri seperti dilakukan Norwegia dan negara lain.

Bantuan dana juga disampaikan negara lain di Asia untuk membantu meringankan derita korban gempa Sumbar.

Untuk menampung bantuan dana internasional, pemerintah Indonesia membuka rekening pada Departemen Keuangan untuk selanjutnya disalurkan ke Sumbar.

Selain bantuan bahan makanan, obat-obatan dan tenda, sejumlah negara juga mengirim dan mendirikan fasilitas pelayanan umum, seperti alat penawar air laut yang dilakukan militer Australia dan pemerintah Jerman.

Untuk membawa alat-alat berat ke lokasi pembersihan puing bangunan dan tanah longsor serta mengangkut bahan bakar, pemerintah Amerika Serikat juga menjanjikan segera mendatangkan helikopter ukuran besar ke Padang membantu pemulihan Sumatra Barat.

“Sebanyak tiga hingga empat unit heli akan didatangkan AS sebagai bentuk kepedulian negara itu guna membantu recovery (pemulihan, red) Kota Padang dan daerah lain yang terkena gempa, kata anggota DPD RI Rahmat Shah.

Dengan bantuan ini, maka para pemilik alat-alat berat yang diperbantukan ke Sumbar untuk segera melaporkan alatnya yang belum dioperasionalkan untuk diangkut helikopter AS ke lokasi bencana.

Helikopter AS juga bisa dimanfaatkan untuk menyangkut BBM yang akan digunakan untuk mengoperasikan alat berat itu.

Dengan beroperasinya alat-alat berat itu diharapkan puing-puing reruntuhan bangunan di Padang dan daerah lain dapat dibersihkan sehingga percepatan rehabilitasi pasca gempa dapat dilakukan.

Besarnya perhatian dan bantuan kemanusian itu menunjukkan kembali muncul solidaritas internasional bagi para korban bencana di dunia yang saat ini tengah diderita rakyat di bumi Ranah Minang. (Hendra Agusta)

=====

Bangkitkan Tanah Minang

Mampukah Tanah Minang bangkit dari keterpurukan akibat gempa 30 September yang menewaskan hampir seribu orang dan merusak ratusan ribu bangunan?

“Kalau masyarakat mau bersama-sama dan bersatu dalam membangun, Sumbar akan cepat pulih,” kata tokoh Minang H Azwar Anas, Jumat.

Azwar merupakan Gubernur Sumbar periode 1977-1987. Dia adalah gubernur yang pernah mengangkat harkat orang Minang di pentas nasional, karena kesuksesannya membawa Sumbar memperoleh tanda kehormatan tertinggi pembangunan, Prasamya Purnakarya Nugraha pada Pelita III.

Untuk memulihkan Sumbar, Azwar mengatakan, juga bergantung pada kecepatan pemerintah membuat perencanaan pembangunan pasca-gempa.

Dari data Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana alam (Satkorlak PB) Sumbar, hingga Kamis (8/10), tercatat sebanyak 242 warga Sumbar yang hilang, 784 meninggal, 867 luka berat, 1.374 luka ringan, dan 410 warga mengungsi. Akibat gempa, sebanyak 122.964 rumah penduduk rusak berat, 58.457 rusak sedang, dan 59.186 rusak ringan.

Gempa juga merusak fasilitas pendidikan. Sebanyak 1.384 bangunan sekolah rusak berat, 1.018 rusak sedang, dan 744 rusak ringan.

Selain itu, gempa mengakibatkan 237 kantor pemerintah rusak berat, 78 rusak sedang, dan 73 rusak ringan. Sebanyak 168 jalan rusak berat, 65 rusak sedang, dan 26 rusak ringan. Begitu pula dengan jembatan, sebanyak 16 jembatan rusak berat, 28 rusak sedang, dan lima rusak ringan.

Sebanyak, 40 unit saluran irigasi rusak berat, 24 rusak sedang, dan 22 rusak ringan.

Kegiatan ekonomi masyarakat sempat terganggu akibat rusaknya pasar rakyat. Tercatat, 37 pasar rusak berat, 22 rusak sedang, dan 22 rusak ringan.

Azwar Anas mengatakan, setelah program tanggap darurat, pemerintah provinsi Sumbar harus segera membenahi infrastruktur jalan sebagai sarana yang vital bagi akses ekonomi.

“Ini kesempatan bagi Sumbar untuk membangun jalan dua jalur untuk memudahkan akses di daerah ini,” kata dia.

Dia berharap Pemprov Sumbar mampu memanfaatkan momen gempa dengan berkaca pada Provinsi Aceh yang dilanda gempa dan tsunami pada 2004.

“Aceh pascagempa, pembangunannya benar-benar hebat,” kata mantan menteri perhubungan itu.

Optimisme kebangkitan Sumbar juga disampaikan Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi.

Gamawan mengatakan, aktivitas ekonomi di Sumbar tetap jalan meski infrastruktur banyak yang rusak.

Hal itu, kata dia, dapat dilihat dari berjalannya pasar rakyat, transaksi di sejumlah perbankan dan kegiatan ekonomi lainnya yang sudah mulai mendekati pulih.

Meski begitu, mantan Bupati Solok dua periode itu belum bisa memprediksi lamanya pemulihan ekonomi Sumbar.

“Yang penting di masa tanggap darurat, kita fokus dulu pada evakuasi korban, dan setelah itu infrastruktur,” kata dia.

Rasa optimis kebangkitan ekonomi Sumbar juga terlontar dari pengusaha.

Feriyanto Gani, pengusaha di Kota Padang, merasa yakin ekonomi daerah bisa pulih.

Hanya saja, kata dia, jangan sampai ada isu akan terjadi gempa besar di atas 8 SR di Sumbar.

“Jangan buat lagi isu menakutkan seperti ancaman gempa besar dan sebagainya. Itu akan menganggu pemulihan dunia usaha yang sudah terpuruk akibat gempa,” kata Feriyanto Gani.

Pengusaha keturunan Tionghoa itu mengalami kerugian sekitar Rp5 miliar akibat showroom Suzuki dan Honda miliknya di Padang hancur bersama 16 mobil di dalamnya pada gempa Rabu sore itu.

“Ini merupakan masa-masa yang berat bagi kami dunia usaha. Teman-teman saya juga mengeluh karena rugi miliaran,” kata dia.

Feriyanto mengatakan dunia usaha bisa bangkit, sepanjang semua pihak turut membantu pemulihannya.

“Aparat keamanan misalnya, harus menjaga toko-toko dan rumah pengusaha yang rusak agar tidak dijarah oknum masyarakat,” kata dia mengingatkan.

Dia juga berharap perbankan di Padang segera beroperasi.

“Saya lihat kantor perbankan di Padang banyak yang tidak layak lagi. Ini harus segera dicari solusinya,” kata dia.

Gempa Rabu itu juga menghancurkan kawasan Pondok, salah satu pusat perdagangan dan tempat bermukimnya pengusaha-pengusaha keturunan Tionghoa di Padang.

Meski pemukiman dan usahanya dihantam gempa, para pengusaha keturunan tetap optimistis dengan masa depannya di Padang.

Menurut Andreas Syofyandi, pembina Himpunan Bersatu Teguh (HBT), tak ada warga keturunan Tionghoa yang akan memindahkan usaha dan pindah dari Padang.

“Tidak akan ada yang merelokasi usaha. Warga sudah lama bermukim di sini. Yang pasti saat ini, HBT akan berupaya membantu sekuat tenaga,” kata Andreas.

Dia mengungkapkan, pascagempa HBT tidak hanya membantu warga etnis Tionghoa, tapi juga warga Sumbar lainnya, yakni di Padang dan Padangpariaman.

Mendekati normal

Pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, fungsi-fungsi vital di Sumbar yang sempat terganggu akibat gempa sudah mendekati normal.

“Fungsi-fungsi vital seperti air, listrik, pasar rakyat dan sekolah, sudah mulai mendekati normal. Untuk listrik, sesuai laporan yang kita terima, di Padangpariaman mulai pulih 80 persen, dan untuk Kota Padang pulih 90 persen lebih,” kata Ketua BNPB Syamsul Maarif.

Akibat gempa yang menghancurkan banyak infrastruktur publik itu, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Sumbar pada 2009 mengalami kontraksi, kata pakar ekonomi dari Universitas Andalas Prof DR Elfindri.

“Perkiraan saya kontraksi pertumbuhan ekonomi Sumbar sekitar setengah persen. Apabila pada 2009 ditargetkan pertumbuhan ekonomi 6,5 persen, maka akibat gempa ini turun menjadi enam persen,” kata Elfindri.

Kontraksi ekonomi terjadi akibat rusaknya infrastruktur publik dan terganggunya sektor jasa.

Namun, kata dia, Sumbar masih beruntung karena infrastruktur ekonomi yang penting seperti jalan, jembatan dan lapangan udara tidak begitu bermasalah.

Ia mengatakan, pasar-pasar pembantu atau pasar tradisional di Sumbar juga tidak bermasalah akibat gempa dan sudah mulai beroperasi.

Infrastruktur publik yang hancur akibat gempa, kata dia, diperkirakan akan mendorong tajamnya pengeluaran pemerintah di masa mendatang.

Elfindri memperkirakan goncangan kebutuhan ekonomi rakyat Sumbar diperkirakan terjadi dalam waktu yang terbatas karena sarana penting tidak begitu terganggu kecuali sektor jasa.

“Sektor pertanian Sumbar masih kuat dan tidak terganggu, ini bisa mengkompensasi kontribusi dari sektor jasa,” katanya.

Mengenai kemampuan masyarakat Sumbar untuk bangkit, dia mengatakan, daerah itu bisa cepat bangkit. Bahkan, lebih cepat dari Yogyakarta yang juga pernah diguncang gempa.

“Kalau Yogyakarta pulih dalam waktu setahun, Sumbar bisa enam bulan karena sektor jasa biasanya lebih cepat menyesuaikan,” katanya.

Dari 19 Kabupaten dan Kota di Sumbar, tidak seluruhnya terkena dampak gempa. Gempa paling parah hanya menimpa Kota Padang, Padangpariaman, Kota Pariaman, Kabupaten Agam, dan Pesisir Selatan.

Dampak Tayangan TV

Pascagempa, pemberitaan tentang Sumbar di televisi sangat gencar. Tak sedikit tayangan televisi yang hanya fokus pada kerusakan dan menggambarkan kondisi Sumbar seolah-olah hancur dan lumpuh.

“Belakangan media televisi mengekspos Sumbar terlalu berlebihan, yang membuat daerah ini menjadi angker bagi kedatangan orang dari luar,” kata pakar ekonomi Universitas Negeri Padang (UNP) Prof Dr Syamsul Amar.

Untuk itu, dia mengingatkan, Pemprov Sumatra Barat untuk segera memulihkan citra daerah itu pascagempa.

“Pemprov mesti menjelaskan kepada dunia bahwa persoalan gempa sudah mulai terselesaikan,” kata Dekan Fakultas Ekonomi UNP itu.

Tayangan TV yang fokus pada kerusakan dan korban, kata dia, menyebabkan Sumbar di mata orang dari luar daerah dan luar negeri, sudah benar-benar lumpuh total.

“Padahal para relawan yang datang dari luar banyak yang kaget, ternyata ketika tiba di bandara dan berjalan ke pusat kota, kondisi Sumbar tidak seperti yang diberitakan,” kata Syamsul.

Dia mengatakan, aktivitas ekonomi Sumbar sudah berjalan 60 persen pascagempa. Hal ini ditandai dengan kegiatan jual beli di pasar, toko-toko, dan perbankan yang sudah berjalan.

“Setelah masa tanggap darurat, pemerintah diharapkan fokus pada pemulihan ekonomi daerah,” kata dia.

Pemprov Sumbar, kata dia, mesti segera membenahi infrastruktur vital yang rusak seperti jalan, jembatan, dan semua jalur penyaluran barang yang terganggu.

Selain itu, departemen terkait, mesti membuat program pemulihan yang cepat agar ekonomi Sumbar bisa kembali stabil.

“Di Padang Pariaman banyak usaha mikro kecil dan menengah yang terganggu. Ini mesti menjadi skala prioritas dari Departemen Koperasi dan UKM untuk pemulihannya. Jangan dibiarkan terlalu lama masyarakat Sumbar berada dalam kondisi tidak jelas,” kata dia.

Kepada dunia perbankan, dia mengharapkan untuk memulihkan pelayanan kepada masyarakat. Karena peranan perbankan sangat vital dalam penyaluran dana kepada masyarakat.

Syamsul mengatakan, sektor jasa di Sumbar tidaklah lumpuh. Malah sekarang, kata dia, mobilitas orang ke Sumbar menjadi tinggi, yang terlihat dari padatnya penerbangan ke Sumbar. Itu menjadi nilai tambah secara ekonomi bagi daerah.

Di sektor hotel dan restoran kata dia, sejauh ini ada anggapan bahwa hotel-hotel di Sumbar tak layak huni. Padahal, hotel yang hancur akibat gempa tidak seberapa jumlahnya.

“Masih banyak hotel di Padang yang tidak hancur,” kata Syamsul.

Dia juga mengingatkan pemerintah untuk meningkatkan pengawasan terhadap pasar yang rentan dengan praktik spekulasi dan kegiatan pasar gelap.

“Banyak pelaku ekonomi di pasar yang memanfaatkan situasi untuk mengeruk keuntungan pribadi. Ini perlu diawasi pemerintah melalui aparat kepolisian. Jika memungkinkan, pemerintah bersama Bulog terus melakukan operasi pasar, agar kebutuhan utama masyarakat bisa terpenuhi,” kata dia.

Tak dapat dipungkiri, gempa memang berdampak pada psikologis masyarakat Sumbar, kata pakar pelatihan motivasi Ary Ginanjar, hal itu jangan sampai membuat warga kehilangan spritualnya setelah kehilangan fisik berupa rumah, dan emosional seperti kehilangan anggota keluarga.

“Sesungguhnya kalau kita kembali ke 15 miliar tahun ke belakang dan kita tembus galaksi ke Sidratul Muntaha, dunia ini sebenarnya tidak ada. Artinya, keberadaan kita ini sesungguhnya adalah ketiadaan,” kata Ary yang datang untuk memotivasi warga Padang.

Ia mengatakan gempa yang terjadi sebagai wujud cinta Allah kepada hamba-Nya, bukan sebagai kebencian.

“Bayangkan kalau hari ini kita berdiri di Padang Mahsar, lalu amalan kita ditimbang. Setelah itu, kita kembali ke saat ini, apakah gempa ini musibah atau berkah?” kata Ary, yang disambut linangan air mata sejumlah hadirin.

Ary Ginanjar mengaku sangat bangga dengan Kota Padang karena di setiap masjid selalu dilantunkan asmaul husna (sembilan puluh sembilan nama Allah).

Warga Sumbar, kata dia, mesti bersyukur dilahirkan di daerah ini karena tempat lahirnya Buya Hamka dan para ulama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar